Arema Cari Pengelola Baru

Aremania memenuhi janjinya dengan bersilaturahmi dan mengadakan dialog dengan pengurus yayasan Arema pada Minggu (12/7) untuk membahas kejelasan nasib Arema di Liga Super musim depan hingga wacana merger.

Satrija Budi Wibawa, saat memberi penjelasan kepada Aremania. (foto: Ongisnade/Zul)

Turut hadir di sekretariat Arema Jl. Panderman adalah Sekretaris Umum Yayasan Arema, Satrija Budi Wibawa, manajer Arema Ekoyono Hartono, asisten manajer M. Taufan, dan ketua Panpel Arema, M. Muklis.

Acara dialog dipandu oleh Sam Chris (RCB FM). Sejumlah pertanyaan terkait pengelolaan dan pendanaan Arema, wacana merger, dan bagaimana Arema ke depan ditanyakan oleh beberapa perwakilan Aremania, diantaranya adalah Niko, Iim, Eka, dan Alex.

Baca juga: Foto-foto dialog Aremania dan pengurus Arema

Pada awal acara, SBW menjelaskan, sudah sejak 12 bulan lalu Bentoel mencari pengelola baru untuk Arema, juga pencarian investor, tapi hal itu tidak mudah.

“Ada (investor) yang dari Batam dan Kalimantan, tetapi saya tegaskan Arema tetap di Malang,”

“Bentoel mencoba mencari pengelola baru, yang profesional, mau dan mampu, dengan (Bentoel) tetap menjadi sponsor. Mengelola sepak bola di Indonesia tidak mudah,”

“Bentoel menerima kritikan dan masukan bahwa Arema harus dikelola secara benar, Arema harus dikelola sebagai orang-orang yang mengerti bola,”

“Sejak tahun 30an Bentoel sudah melinting rokok, bukan ngurusi sepak bola. Ijinkan Bentoel tetap melinting rokok dan menghidupi 20 ribu lebih karyawan dan 20 ribu kali lima orang dalam keluarga di Malang Raya,”

SBW menambahkan, dirinya mewakili Bentoel menyampaikan permintaan maaf kepada Aremania dimana dalam enam tahun perjalanan Arema di bawah Bentoel, prestasinya masih belum bisa seperti yang diharapkan.

“Cuma dua juara Copa dan satu Divisi Utama, sementara Liga belum bisa diraih, yang tentunya Aremania mengetahui sebabnya,”

“Musim depan, Bentoel tetap menjadi sponsor Arema. Tapi dengan tidak lagi mengelola Arema, Bentoel berharap Arema bisa berprestasi lebih tinggi,”

Mengenai wacana merger dengan saudara tua Arema, Persema Malang, SBW mengaku belum bisa membahasnya karena hingga kini merger masih sebatas wacana.

“Dua belas bulan lalu, Bentoel mencari pengelola baru di kabupaten, kota, dan kota Batu. Dari calon pengelola yang ada, hanya Pemkot Malang yang bersedia. Apa salahnya? Bentoel menginginkan yang terbaik bagi Arema, terutama agar Arema tetap ada di Malang,” jelasnya.

Sam Ikul menutup acara dialog dengan masukan dan pendapatnya tentang Arema kepada manajemen, yayasan, calon pengelola yang baru, serta Aremania.

“Sepak bola di Indonesia belum bisa disebut profesional, namun kita sedang mengarah ke sana. Saya berharap bisa memberikan sumbang saran kepada Arema, untuk pengelola baru nantinya, tidak memikirkan tiga atau empat tahun ke depan, tetapi juga jangka panjang,”

“Arema harus tetap ada di Malang. Arema punya sejarah sendiri. Karena itu saya pikir merjer kurang tepat bagi Arema. Tetapi kita harus menyikapi hal ini dengan kepala dingin,”

“Kebersamaan adalah kekuatan Arema. Harus diakui peran dari Pemda masih dibutuhkan, tetapi sebagai fasilitator, bukan merger,” jelasnya. (onn/zul)